Artikel ini diterbitkan di Berdesa
Covid 19 dan Peluang Usaha : Bagaimana Aplikasi Joobee Menolong UMKM Tumbuh di Era New Normal
Mari berkenalan dengan Ibu Sari.
Selama ini Ibu Sari berprofesi sebagai penjual serabutan, dimana semua barang yang bisa dijual akan dia jual. Barang-barang yang diperlukan orang disekitarnya, akan segera dia cari dan sediakan. Kegiatan Ibu Sari sekarang istilah kerennya “jastip” singkatan dari jasa titip. Semua ini dikerjakan oleh Ibu Sari sambil membantu ibu mertuanya menjaga warung sembako kecil milik keluarga.
Pada tahun 2020 pandemi melanda. Perekonomian di berbagai aspek terguncang. Saat banyak orang ketakutan akan dampak pandemi. Ibu Sari cukup pede akan bisnisnya. Beliau cukup tahu bahwa peluang usaha jastipnya masih bisa berjalan dan bisa berkembang di masa pandemi ini karena beliau tetap bisa menjual layanannya walaupun semua orang mengurangi aktifitas diluar rumah. Namun, Ibu Sari berpikir bahwa cara usahanya harus berubah dan beradaptasi. Lalu apa jenis usaha yang bagaimana yang bisa Ibu Sari lakukan? Bagaimana caranya agar UMKM tumbuh di new normal ini?
Jualan Online itu Tidak Mudah
Semua orang bilang dia harus berjualan di marketplace seperti Tokopedia, Shopee dan lainnya. Namun, saat mencoba, dia menyadari bahwa marketplace besar tidak cocok untuk peluang usaha yang menargetkan komunitas sekitarnya sebagai pasar utama. Ibu Sari juga melihat banyak sekali penjual dengan barang dagangan yang serupa dan saling berlomba memberikan diskon disana sini. Bagi usaha kecil dengan untung minim seperti dirinya, diskon bukanlah hal yang mampu diberikan.
Cara pencairan dana di marketplace besar juga tantangan tersendiri. Bisnis kecil dengan modal ngepas akan kesusahan karena harus menunggu beberapa hari untuk mencairkan dana penjualannya. Sedangkan dana tersebut harus diputar kembali esok hari, keuntungannya pun sudah harus digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Suatu hari beliau mendengar bahwa jualan bisa lebih mudah jika dilakukan di Facebook dan Instagram, juga WhatsApp bisnis. Setelah dicoba, ternyata Ibu Sari mencoba mendapatkan respon positif dari komunitasnya. Namun, di satu sisi, dia harus melakukan banyak pekerjaan ekstra seperti memberikan katalog dan invoice secara manual, mengecek dan mengatur pengiriman manual, bolak balik mengecek status pembayaran, dan masih banyak lagi.
Pada akhirnya, Ibu Sari bingung cara jualan online yang tepat bagi penjual kecil seperti Ibu Sari yang memiliki konsumen yang berada disekitarnya? Kebingungan dalam memahami dan mendalami desakan untuk “go-online”, tanpa tahu dengan pasti, cara seperti apa yang tepat untuk usaha mereka. Terutama bagi pelaku usaha UMKM yang berasal dari pedesaan.
Kekuatan Tersembunyi UMKM Desa
Ketika kita membayangkan sebuah bisnis akan online, kita selalu berpikir bahwa pelaku usaha/UMKM yang sudah canggih yang akan berhasil. Dan sulit bagi UMKM pedesaan untuk melakukan hal yang sama.
Ini tidak sepenuhnya benar.
UMKM Desa memiliki keuntungan yang dapat menjadi kekuatan pemberdayaan masyarakat dalam rangka membantu bisnis online mereka, yang UMKM lain tidak punya.
Pertama, UMKM Desa telah memiliki jaringan dan relasi yang kuat dengan keluarga, kerabat, dan komunitas mereka yang selama ini telah menjadi pembeli setia mereka. Kedua, UMKM Desa adalah mereka yang paling dekat dengan sumber daya bisnis mereka, sehingga seharusnya modal awal produksi dapat ditekan sedemikian rupa. Ketiga, lahan usaha di area pedesaan masih terbentang luas, kesempatan UMKM Desa untuk mengembangkan bisnis masih besar sekali.
Kunci bagi bisnis UMKM Desa adalah bagaimana caranya mereka mampu beroperasi secara online dengan mudah dan sederhana. Sehingga, UMKM Desa, keluarga dan komunitas mereka dapat menyebarluaskan dan mempromosikan bisnis dengan efektif ke pasar yang jauh lebih luas. Memfokuskan diri pada niche market mereka, dan meminta bantuan jaringan mereka untuk melakukan “word of mouth marketing”, dapat membantu UMKM Desa menghindari persaingan dengan ribuan penjual di pasar online yang besar. Di marketplace besar, penjual-penjual besar mampu menurunkan harga produk, yang jika diikuti oleh UMKM Desa, dapat menyebabkan mereka kehilangan keuntungan bisnis yang memang tidak banyak.
Lalu apa solusi bagi UMKM Desa? Yang ingin membangun toko online agar bertumbuh, namun juga tidak rumit dan mahal?
Memperkenalkan Toko Pintar WhatsApp Joobee: Untuk UMKM. Dari Indonesia
Indonesia berada di urutan keempat, sebagai negara dengan pengguna WhatsApp terbesar. Dan di Indonesia sendiri, WhatsApp paling banyak digunakan kedua, setelah Youtube. Ada 68,8 Juta pengguna WhatsApp di Indonesia. Memang sudah jadi hal biasa bagi sebagian orang menggunakan WhatsApp Bisnis untuk bisnis mereka. Namun, masih banyak hal di WhatsApp Bisnis yang masih manual dan memakan waktu.
Lalu bagaimana jika kita pindahkan bisnis kita dengan memanfaatkan WhatsApp sebagai kereta utama bisnis online UMKM Desa? Dimana semua transaksi, mulai dari menyebarkan katalog bisnis dan invoice, melakukan pembayaran,bahkan dapat mengirimkan jualanmu ke seluruh Indonesia? Dan semuanya Gratis.
Mencari sebuah solusi yang memanfaatkan kemajuan teknologi namun mudah, sederhana dan efektif bagi masyarakat merupakan visi dan misi dari Tim Joobee sejak awal. Toko Pintar WhatsApp Joobee menyediakan semua fitur yang diperlukan untuk mendukung bisnis UMKM Desa. Kamu dapat membuat toko online gratis hanya dalam 5 menit, dengan nol pengetahuan teknikal.
Tarik Dana Kapan Saja
Bagi UMKM pada umumnya, putaran modal harian sangat penting, sehingga Joobee memastikan UMKM dapat menarik dana dan keuntungan harian mereka. Jika di platform besar, biasanya harus menunggu 1-2 hari untuk menerima dana tersebut, di Joobee, para UMKM dapat menarik dana dan keuntungan mereka kapan saja dan diterima saat itu juga.
Integrasi Pengiriman Otomatis
Untuk menjangkau pasar yang luas, Joobee terhubung dengan lebih dari 11 pilihan jasa pengiriman yang tidak hanya ada di kota, namun juga area pedesaan seperti J&T, JNE, bahkan Gosend, akan membuat produk desa dapat menjangkau pelanggan di seluruh Indonesia. Ekspansi bisnis dapat dilakukan oleh UMKM desa jika UMKM desa telah terhubung dengan rantai distribusi yang mumpuni.
0% Komisi
Kendala terakhir adalah mahalnya biaya upah pembuatan toko online dan biaya pengelolaan website perbulan yang disediakan oleh pihak ketiga. Jika perbulan, sudah harus menghabiskan ratusan hingga jutaan rupiah untuk biaya website atau toko online, rasanya bukan angka yang cocok pelaku usaha kecil, seperti UMKM Desa. Joobe Gratis, 0% komisi.
Sebagai kesimpulan, penting untuk UMKM Desa fokus bekerja sama dengan partner yang tepat. Partnership yang strategis dengan berbagai pihak akan membantu teman-teman UMKM Desa dalam rangka menjadi besar. Dan Toko Pintar WhatsApp Joobee bisa menjadi penggerak yang tepat untuk membantu UMKM Tumbuh di Era New Normal, dalam cara yang jelas telah mereka kuasai. Dengan Joobee, teman-teman UMKM Desa hanya perlu fokus pada kualitas produk, biarkan Toko Pintar Joobee yang mengurus sisanya. Coba gratis di mitra.joobee.co