Seharusnya artikel ini adalah salah satu lanjutan dari tulisan serial Bapak-Bapak Ber-genre Anti Tua. Belum waktunya publish sebenarnya, tapi berhubung sedang butuh-butuhnya, terpaksa harus rilis duluan.
**Jadi gini maksudnya**
Salah satu alat yang digunakan selama aku terapi adalah Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), atau metode menghilangkan rasa nyeri dengan mengirimkan impuls listrik melalui elektroda berbentuk vacuum yang diletakkan pada daerah nyeri. Cara kerja alat ini adalah untuk menghalangi rasa sakit/nyeri yang dikirim oleh bagian tubuh yang sakit ke otak melalui saraf.
Selama terapi menggunakan alat ini, efek yang diberikan langsung terasa. Walaupun sesi ini hanya berlangsung sekitar 10 menit, tapi efek sesudahnya biasanya lumayan lama, bahkan terkadang hilang. Karena memang selama aku terapi, lokasi nyeri di kaki dan tangan ini titiknya selalu berubah-ubah. Dan pada titik tertentu, rasa nyeri sudah tidak pernah muncul lagi. Hanya saja, karena jadwal terapi hanya seminggu 2x, sedangkan titik nyeri ini berasa setiap hari, makanya aku memutuskan untuk mengadakan saja alat TENS ini dirumah.
Ukuran alat dirumah sakit kurang lebih seperti ini
Selain mahal, tentunya alat ini terlalu tidak biasa untuk dijadikan sebagai daily driver dirumah. Makanya, setelah googling ternyata banyak alternatif alat-alat TENS yang lebih sederhana dan terjangkau. Mulai dari yang harganya ratusan ribu sampai dengan puluhan juta. Jadi aku ambil tengahnya aja. Alat TENS yang harganya sejuta-an. :D
Karena aku menyadari betapa "menghabiskan waktunya" aku kalo ngereview sesuatu, makanya aku membatasi 2 alat saja untuk di review. Auvon Dual Channel dan Beurer EM 49.
**menghabiskan waktu** : Pilihan Jatuh ke Razer Baracuda X 2022, Setelah Jatah 4 Hari Coding Cuma Buat Nyari Headphone
Alat ini menjadi salah satu kandidat karena alasan pertamanya adalah menggunakan lithium baterai yang bisa di charge. Alat yang bekerja dengan listrik seperti TENS ini sudah pasti membutuhkan daya yang banyak selama digunakan dalam jangka waktu lama. Jika menggunakan baterai biasa tentu saja kemungkinannya akan lebih boros. Selain itu, dilayarnya juga terdapat indikator sisa baterai, jadi bisa lebih memudahkan untuk mengetahui kapan harus dicharge. Nontonin orang ngereview alat ini di Youtube juga kayaknya happy-happy aja. Ekspresi wajah-wajah para reviewers ini juga sepertinya puas. Hanya saja untuk Auvon Dual Channel ini, ketika nulis artikel ini, belum tau apakah ada, jika pads, kabel, atau sparepart lainnya rusak, mudah dicarikan penggantinya tanpa harus beli unit baru.
Walaupun masuk kedalam produk yang menjadi pilihanku, tapi Beurer EM 49 ini justru bertolak belakang dari Auvon jika dilihat dari spesifikasi baterainya. Beurer EM 49 ini menggunakan baterai AAA 3 buah yang tentu saja tidak bisa dicharge. Hanya saja banyak variabel menarik dari TENS yang satu ini. Diantaranya adalah, memiliki total 70 mode untuk variasi TENS, EMS, dan Massage.
Oh iya, belum aku mention ya, kalo EMS (Electrical Muscle Stimulation) sering digunakan untuk pelatihan serta untuk pemulihan otot dari cedera.
Dibandingkan Auvon yang hanya memiliki 24 mode, tentu saja 70 variasi adalah poin yang perlu dipertimbangkan. Selain itu, alasanku memilih Beurer EM 49 ini adalah karena produsennya berani memberikan garansi sampai dengan 5 tahun. Ini bukan tanpa alasan, karena Beurer dibuat di Jerman. Produk yang berasal dari jerman, secara umum terkenal akan kualitasnya. Produk kesehatan alternatif seperti ini memang rentan mudah rusak, tidak tahan lama, apalagi karena murahnya. Oleh sebab itu, jika "Made in Germany" nya bisa meningkatkan kredibilitasnya, maka Beurer EM 49 layak dijadikan pembanding dengan Auvon Dual Channel di rentang harga yang kurang lebih sama.
Kesimpulannya, ketika tulisan ini dibuat sambil beberapa hari mereview kedua produk diatas. Setelah pilihan ditentukan, order, checkout, lalu shipping, barulah artikel ini dipublish. Dan pada akhirnya, Beurer EM 49 sedang dalam perjalanan menuju ke Ternate. Nanti kita lihat akan seperti apa Beurer EM 49 ini.
Btw, dibawah ini aku membuat tabel sederhana untuk membandingkan produk Auvon Dual Channel vs Beurer EM 49. Semoga bisa dijadikan sebagai bahan referensi di masa tuamu. :D